Author : Midorii Aiiro isterinya Yuu Shiroyama a.k.a Aoi ^^
Genre : angst
Rating : smua boleh baca ^^
Disclaimer : FICnya punya saia ! FICnya duam loh yah xD
“さようなら無法の闇に堕ちてゆくさようならこれで終わ
Sebait lirik lagu yang tertinggal dihari itu ..
Menyisihkan airmataku yang tak mau berhenti mengalir deras.
Seorang Pria dengan paras Manis bertubuh mungil tengah terduduk dibawah pohon yang ditutupi oleh salju yang tebal.
Matanya tertuju pada pandangan kosong didepannya, airmatanya mengalir.
Ia tak bersuara.. hanya ada kesunyian yang menemani tangisannya.
“Ruki .. kau kah itu ?” seorang pria berambut hiitam kelam dengan perawakan tinggi namun kurus atang menghampiri pria mungil itu.
“Ruki .. kumohon jangan terus-terusan begini ..” ucap pemuda berambut hitam itu.
Ia membelai pelan wajah Ruki dengan penuh kasih sayang, di peluknya tubuh mungil milik ruki.
“Aoi-niichan gomen ne .. Ruu udah ga bisa bertahan dengan keadaan seperti ini ..” ujar Ruki pelan dalam pelukan Aoi, sesaat kemudian pandangan Ruki meredup, wajahnya memucat sepucat warna salju hari ini, nafasnya terputus-putus, dan airmata yag terus mengalir.
Aoi mendapati luka goresan di pergelangan tangan sebelah kiri Ruki, darah segar yang sedari tadi mengalir perlahan ke serpihan salju merembes ke seluruh permukaannya.
“Ruu ,, kumohon bertahanlah .. aku akan panggil ambulance !” ujar Aoi panik, namun Ruki hanya tersenyum memandang kakak satu-satunya itu.
“Aoi-nii .. Maaf Ruu tidak bisa kuat seperti dulu, Ruu lemah , Ruu rapuh .. Ruu tidak bisa hidup tanpa ‘dia’, di bagaikan jantung Ruu” ujar Ruki dengan nafas yang semakin memburu.
Aoi meneteskan airmatanya, ia peluk erat adiknya tersayang itu. Ia tak pernah membayangkan perkataan seperti itu akan keluar dari mulut adiknya itu.
“Ruu sangat mencintainya .. tapi hatinya bukan untuk Ruu ..” Ucap ruki setengah mati
Aoi tetap memeluk erat adiknya itu. Air matanya terus menetes menemani turunnya salju dihari itu.
“Bahagiakan dia untuk Ruu yah Aoi-niichan” Ruki tersenyum manis, wajahnya semakin pucat, dan kemudian sebuah cairan hangat berwarna merah keluar dari hidungnya, dan nafas ruki semakin memburu.
“Ini saatnya aku pergi Aoi-nii ..sebelumnya terimakasih dan maaf untuk mu .. Ruu egois, Ruu memaksa kehendak Ruu.. Ruu sayang Aoi-nii ..” ujar Ruki semberi membelai wajah kakaknya itu, dan kemudian mengeluarkan secarik kertas dari kantung mantelnya dan memberikan kertas itu pada Aoi.
“Ini ungkapan cintaku pada Reita, kuharap kakak bisa menyampaikan ini untuknya..” ujar Ruki lagi.
Aoi masih menatap adiknya sendu dengan airmata yang terus mengalir dari mata indahnya, ia mengambil surat itu, kemudian mengecup kening adiknya terseyang itu.
“aku berjanji untuk mu Ruu .. aku sayang pada mu ..” ujar Aoi dan kemudian dibalas senyuman dari Ruki.
Sesaat kemudian Ruki terdiam, matanya tertutup rapat. Hening sekejap.
Aoi kembali menangis, ia goncang tubuh mungil milik Ruki, berusaha membuat Ruki bangun.. berkali kali ia meneriakan nama Ruki dengan pilu, namun tak ada hasilnya Ruki tetap terbujur kaku dalam tidur panjangnya.
“RUKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII”
Flashback
Ruki yang selama ini mengidap Kanker otak menjalani hidup dengan seadaanya. Walaupun berasal dari keluarga yang terpandang, Ruki tidak pernah memamerkan kekayaan itu, ia tahu hidupnya tinggal sebentar lagi, dan ia pikir tak ada gunanya membanggakan kekayaan itu. Satu yang ingin Ruki rasakan sebelum mati adalah perasaan yang bernama ‘Cinta’, dan ia sudah menemukan dimana ia bisa merasakan cinta itu dan tempat iu adalah hati dari sosok Seorang Pria tinggi berambut kuning dengan kain menutupi hidungnya yang selama ini mencuri perhatian Ruki.
“Reita”
Yah nama pria itu adalah Reita..
Reita adalah pelajar di sekolah Ruki dulu, Ruki dan REita adalah classmate. Sejak awal bertemu dengan Reita, Ruki sudah merasakan adanya hal lain yang mengganjal hatinya. Hingga ia sadar bahwa ia akhirnya merasakan apa yang selama ini ia cari yaitu ‘cinta’.
Semenjak Ruki keluar dari sekolahnya dikarenakan harus beristirahat ia tak lagi bertemu dengan Reita, ia sedih sampai akhirnya ia menerima sebuah telepon dari Reita. Dan semenjak menerima telpon itu Reita rutin menjenguk Ruki setiap hari. Dan itu membuat Ruki senang. Semangat untuk terus bertahan hiduppun muncul dalam benak Ruki, hingga ia mendapatkan satu pernyataan ta terduga dari Reita.
”Ruuchan .. kau tahu .. kakak mu Aoi itu terlihat sangat manis.. aku rasa aku menyukainya”
Bagai ditusuk ribuan belati, hati Ruki seakan hancur berkeping keping mendengar apa yang dikatakan Reita tadi. Ia tak tahu raut wajahnya sekarang bagaimana. Ia hanya dapat melihat wajah Reita yang berseri-seri saat melihat Aoi masuk kedalam kamar Ruki.
”ternyata ia menyukai Aoiniichan .. tak ada tempat untukku dihatinya”
Semenjak saat itu, Ruki selalu diam dan murung, dan hingga Aoi menyadari ada yang lain dari adiknya itu.
”Ruuchan .. kau kenapa ?? kau kelihatan tidak bersemangat seperti biasa”
Ruki hanya berdiam diri, tatapan matanya kosong. Ia sama sekali tidak mengubris kata-kata kakaknya itu. Hingga ia sadar bahwa Aoi tengah memeluknya, begitu hangat. Ruki menangis didekapan Aoi dan menceritakan bahwa ia mencintai Reita sementara Reita mencintai Aoi. Dengan perasaan penuh kasih sayang Aoi membelai pipi Ruki, mengusap airmata Ruki.
”kau sangat mencintainya Ruuchan .. ungkapkan lah isi hati mu padanya .. itu akan membuat mu sedikit lega”
Dengan berbekal kata-kata Aoi, Ruki membulatkan tekad untuk menyatakan perasaanya.
Dihari itu Reita datang dengan membawakan Ruki sebuah kotak music berwarna perak cemerlang. Ruki bahagia mendapatkan sebuah hadiah yang begitu indah dari Reita.
Kemudian Reita mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah, ia membuka kotak itu dan memperlihatkan isinya pada Ruki.
”hari ini aku akan menggungkapkan perasaanku pada kakak mu dan memberikan cincin ini.. doakan aku ya Ruuchan ?”
Ruki benar benar terpukul dengan apa yang ia dengar, wajahnya memucat, dan kepalanya terasa begitu berat. Kemudian Reita pamit untuk menemui Aoi.
” Good-bye I'll fall into a lawless darkness Good-bye It ends with this”
Ruki kemudian megambil sebuah Cutter dari laci meja belajarnya dan pergi keluar rumah sendirian dengan keadaan cuaca yang mulai memburuk.
Dan ia terduduk dibawah pohony yang penuh dengan tumpukan salju, menenggelamkan dirinya itu di dalam tumpukan air beku yang dinginnya menusuk sampai ketulang.
Ia menatap hampa pandangan kosong yang ada di depanya, perlahan Ruk menyayat pergelangan tangan kirinya dengan cutter dan membiarkan darahnya mengalir keatas tumbukan salju. Ruki tersenyum pahit.
Kemudian ia mengeluarkan secarik kertas lusuh yang basah yang di karenakan lembabnya salju pada saat itu. Ia memandangi surat yang berisi kalimat kalimat cinta yang hendak ia tujukan pada Reita itu.
“tes tes”
Dua titik darah mengalir dari hidung Ruki menetes kepermukaan surat itu, ruki mengusap darah pada kertas itu dengan tangan kirinya, kertas kusuh itu pun kini penuh dengan lukisan lukisan darah Ruki. Kemudian ia memasukan kembali bertas itu kedalam saku mantelnya dan mengelap darah mimisannya dan kembali menatap kosong pemandangan di hadapanya.
”Ruki kau kah itu ?"
TOKYO, 25-12-2009
Upacara Pemakaman Ruki.
Suasana duka meliputi hari suci natal itu, seorang pria mungil berwajah manis terbaring di dalam peti hitam kelam. Wajahnya pucat berseri, namun sekilas senyum kecil tersungging dibibirnya.
Perlahan lahan , peti itu ditutup rapat dan mulai di tenggelamkan dalam tanah gembur berbagai macam bunga turut menemani tanah yang perlahan menutupi peti mati itu hingga tak terlihat lagi.
” Teruntuk dirimu yang aku cintai .. Reita..
Aku bahagia selama ini kau mau berteman dengan ku .. selalu bersama ku ..
Aku bahagia memiliki teman seperti mu.. kau mengajarkanku berbagai hal yang menarik.
Dan kau memberiku sebuah rasa.. yaitu CINTA ..
Ku tak mengerti kenapa aku bisa merasakan hal itu dengan mu ..
Jadi jangan kau tanyakan kenapa .. karena aku tak tahu apa jawabannya.
Kau tahu Rei .. aku sangat terkejut ketika kau mengatakan kau mencintai Kakak ku ..
Hatiku bagai tertusuk ribuan belati ..
Sangat sakit ..
Awalnya aku tak mau mundur , karena aku tak mau menyianyiakan perasaan ini ..
Namun , aku luluh ketika kau akan menyatakan cinta mu pada kakak ku ..
Wajah mu begitu bahagia ketika mengatakan itu.
Aku tak sanggup membuat mu tersenyum bahagia seperti itu..
Bahagiakanlah kakak ku ..
Aku tahu kau bisa melakukan itu ..
Kau orang yang baik Rei ..
Jika kau menyakitinya maka aku tak akan memaafkan mu..
Ingat itu !
Satu permintaan terakhirku untuk mu Rei ..
Aku ingin kau menyimpan segala kenangan tentangku Rei ..
Terimakasih atas segalanya ..
Aku takkan melupakanmu meski aku sudah tiada ..
Aku mencintai mu Rei ..
Hontou ni Aishiteru ..
With Love,
Matsumoto Takanori
Ruki”
Sesosok pria dengan kain menutupi hidungnya terduduk di beranda kamarnya, menatap langit yang putih berselimut salju di hari itu , airmatanya menetes.
“dasar bodoh” ucap pria itu sembari mengusap Airmatanya yang berjatuhan.
Senyuman kecil tersungging di bibirnya..
“Aku tak akan melupakan mu , Matsumoto Takanori..”
~~FIN~~
ehehe ..
ff lama iki xD
mii repost dr fb aja kesini, daripada ni blog nganggur xD
sbenulnya ni ff buat Rere xD
lol~
tapi ane gtau tu bocah baca apa kagak ==a
yaa moga aje dah di baca ama ntu orang xD
lol~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar